Dunia Ketunarunguan

Dunia Ketunarunguan

Kamis, 31 Oktober 2013

Hati-hati yah dengan yang satu inii..




DAMPAK KETUNARUNGUAN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
ANAK TUNA RUNGU

Anak tuna rungu kehilangan/kekurangan dari fungsi organ tubuh mereka yakni pada pendengaran,sehingga mereka terhambat pada kemampuan bahasa dan bicara.Padahal itu adalah media untuk mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan nya. Tetapi tidak berarti anak tuna rungu tidak berusaha menjalin hubungan dengan orang sekitarnya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa anak tuna rungu mengalami hambatan dalam perkembangan bahasa atau sering disebut anak yang “miskin bahasa”. Sebagai alat komunikasi dipergunakan bahasa. Ada tiga jenis bahasa yaitu bahasa lisan,tulisan dan isyarat. Pada umumnya yang dipergunakan adalah bahasa lisan bagi anak normal namun bagi anak tuna rungu bergantung pada tingkat sejauh mana ia mampu berkomunikasi.
Tingkat kecerdasan anak tuna rungu dibedakan menjadi 3 yaitu tinggi (superrior), rata-rata dan terbelakang. Bagi anak terbelakang dibagi dalam cacat ganda.Secara kualitatif anak tuna rungu dapat memiliki perbedaan yakni pada daya ingatan dan data abstraksi
a.       Daya ingatan adalah kemampuan seseorang untuk mengosiasikan,menyimpan dan membangkitkan kembali pengalaman-pengalaman. Daya ingatan dapat dibedakan menurut indera yang digunakan yakni ingatan auditif (yang bersifat pendengaran), visual( yang bersifat penglihatan) dan sebagainya. Daya ingatan berdasarkkan cara rangsangan atau stimulus yang diberikan juga dapat dibagi menjadi daya ingatan sesaat/pendek dan daya ingatan jangka panjang yaitu sesudah 1 jam,1 minggu,1 bulan dan seterusnya. Hasil penyelidikan menunjukan data yang diberi melalui pendengaran lebih banyak diingat daripada yang enggunak penglihatan.
Dengan demikian menunjukan bahwa ketunarunguan mempengaruhi daya ingatan. Tetapi tidak menyeluruh pengaruhnya untuk semua jenis daya ingatan. Perkembangan bahasa yang kurang sempurna merupakan factor yang merendahkan daya ingatan. Ini berarti anak tuna rungu akan berprestasi lebih rendah (daya ingatnya) daripada anak normal untuk materi yang diverbalkan. Dalam materi yang tidak diverbalisasikan prestasi mereka akan seimbang seperti daya ingatan untuk serangkaian gerakan dan sebagainya.
b.      Daya abstraksi
Myklebust berpendapat bahwa daya abstraksi yang kurang pada beberapa tugas hanya akibat dari terbatasnya kemampuan bahasa anak bukan merupakan suatu keadaan mental retardation(keterbelakangan mental). Jika kemampuan bahasanya ditingkatkan maka kemampuan mengabstraksikan bertambah. Dapat disimpulkan bahwa ketuarunguan mengahambat perkembangan bahasa dan bicara,sehingga anak tuna rungu mengalami hambatan untuk berkomunikasi dengan orang mendengar. Hal ini berpengaruh pada proses pendidikannya.

Somad Permanarian & Hernawati Tati (1996). Ortopedagogik Anak Tunarungu, Bandung: Dirjen Dikti, Depdikbud

Tidak ada komentar:

Posting Komentar