Dunia Ketunarunguan

Dunia Ketunarunguan

Kamis, 31 Oktober 2013

Apa aja yah Klasifikasi dan Jenis-jenis ketunarunguan??



KLASIFIKASI DAN JENIS-JENIS KETUNARUNGUAN

Pada umumnya anak tuna rungu  dibagi atas dua kelompok besar yaitu tuli dan kurang dengar . untuk tujuan pendidikan anak penderita kelainan pendengaran diklasifikasikan sesuai dengan tingkat kehilangan pendengarannya.
Orang tuli adalah individu yang mengalami kehilangan kemampuan pendengaran sehingga menghambat proses kinformasi bahasa baik memakai alat bantu dengar atau tidak.
Orang kurang dengar adalah indiviidu yang kehilangan kehilangan sebagian kemampuan pendengarannya tetapi ia masih memiliki sisa pendengaran dan pemakaian alat bantu dengar memungkinkan keberhasian serta membantu proses informasi bahasa melalui pendengaran.
Klasifikasi anak tuna rungu menurut Streng dibagi menjadi 5 yaitu:
1.      Mild Losses yakni kehilangan kemamppuan mendengar 20-30 deciBell atau dB yang mempunyai ciri-ciri :
a.       Sukar mendengar percakapan yang lemah
b.      Tidak mempunyai kelainan bicara
c.       Menuntut sedikit perhatian khusus dan kesadaran bak dari pihak sekolah maupun guru
d.      Jika kehilagan melebihi 20 dB dan mendekati 30 dB, diperlukan alat bantu dengar
2.      Marginal Losses yakni kehilangan kemampuan mendengar 30-40 Db yang mempunyai ciri-ciri :
a.       Mengerti percakapan biasa pada jarak satu meter  dan terkadang mendapat kesulitan dalam menangkap percakapan kelompok
b.      Percakapan lemah hanya bisa ditangkap 50% dan jika pembicara tidak ada maka yang ditangkap akan lebih sedikit atau dibawah 50%
c.       Sedikit mengalami kelainan dalam bicara dan pemrbendaharaan kata terbatas
d.      Kebutuhannya yaitu belajar membaca ujaran , latihan mendengar, penggunan alat bantu dengar,latihan bicara, latihan arikulasi dan perhatian dalam perkembangan perbendaharaan kata.
3.      Moderat Losses yakni kehilangan kemampuan mendengar 40-60 dB yang mempnyai ciri-ciri :
a.       Mengerti percakapan yang keras pada jarak satu meter
b.      Perbendaharaan kata mereka terbatas
c.       Program pendidikannya yaitu membutuhkan alat bantu dengar untuk menguatkan sisa pendengarannya dan penambahan alat –alat bantu pengajaran yang bersifat visual, latihan artikulasi dan membaca ujaran
d.      Mereka perlu masuk SLB bagian B
4.      Severe Losses yakni kehilangan kemampuan mendengar 60-70 dB yang mempunyai ciri-ciri :
a.       Masih bisa mendengar suara yang keras dari jarak dekat misalnya mesin pesawat terbang, klakson mobil dan lolong anjing
b.      Dapat membedakan huruf hidup tetapi tidak dapat membedakan bunyi huruf konsonan
c.       Masih dapat mempunyai sisa pendengaran sehingga dilatih melalui latihan  pendengaran
d.      Mereka perlu masuk SLB bagian B
5.      Profound Losses yakni kehilangan kemampuan mendengar 75 dB keatas yang mempunyai ciri-ciri :
a.       Dapat mendengar suara yang keras dari jarak satu inchi (2,54 cm) atau sama sekali tidak dapat mendengar
b.      Tidak sadar akan bunyi-bunyi keras tetapi mungkin ada reaksi jiak didekatkan dengan telinga, meskipun menggunakan pengeras sara mereka tidak dapat menggunaan pendengarannya untuk menangkap dan memahami bahasa
c.       Memerlukan pengajaran khusus yang intensif di segala bidang tanpa menggunakan mayoritas indera pendengaran
d.      Teknik khusus untuk mengembangkan bicara dengan metode visual, taktil, kinestetik, serta semua hall yang dapat membantu terhadap perkembangan bicara dan bahasanya
Somad Permanarian & Hernawati Tati (1996). Ortopedagogik Anak Tunarungu, Bandung: Dirjen Dikti, Depdikbud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar